Jumat, 19 Juni 2015

Tugas Pemrograman Jaringan Running Coding

1.     IP address
Kodingan di bawah ini adalah codingan yang dapat digunakan untuk mengecek IP komputer yang sedang kita pakai.
import java.net.*;
public class getip {
public static void main(String args[]) throws Exception {
InetAddress host = null;
host = InetAddress.getLocalHost();
byte ip[] = host.getAddress();
for (int i=0; i<ip.length; i++) {
if (i > 0) {
System.out.print(".");}
System.out.print(ip[i] & 0xff);}
System.out.println();
}}
 

 


2.       Nama komputer
import java.net.*;
public class getname {
public static void main(String args[]) throws Exception {
InetAddress host = null;
host = InetAddress.getLocalHost();
System.out.println("Nama komputer Anda: " +
host.getHostName());
}}
Berikut adalah hasil ketika kita merunning program getname tersebut.
 
 
3.       Chatting sederhana client – server dengan socket programming
 
simpleServer.java
import java.io.*;
import java.net.*;
public class simpleServer {
public final static int TESTPORT = 5000;
public static void main(String args[]) {
ServerSocket checkServer = null;
String line;
BufferedReader is = null;
DataOutputStream os = null;
Socket clientSocket = null;
try {
checkServer = new ServerSocket(TESTPORT);
System.out.println("Aplikasi Server hidup ...");
} catch (IOException e) {
System.out.println(e);
}
try {
clientSocket = checkServer.accept();
is = new BufferedReader(new
InputStreamReader(clientSocket.getInputStream()));
os = new DataOutputStream(clientSocket.getOutputStream());
} catch (Exception ei) {
ei.printStackTrace();
}
try {
line = is.readLine();
System.out.println("Terima : " + line);
if (line.compareTo("salam") == 0) {
os.writeBytes("salam juga");
} else {
os.writeBytes("Maaf, saya tidak mengerti");
}
} catch (IOException e) {
System.out.println(e);
}
try {
os.close();
is.close();
clientSocket.close();
} catch (IOException ic) {
ic.printStackTrace();
}
}
}
simpleClient.java
import java.io.*;
import java.net.*;
public class simpleClient {
public final static int REMOTE_PORT = 5000;
public static void main(String args[]) throws Exception {
Socket cl = null;
BufferedReader is = null;
DataOutputStream os = null;
BufferedReader stdin = new BufferedReader(new
InputStreamReader(System.in));
String userInput = null;
String output = null;
// Membuka koneksi ke server pada port REMOTE_PORT
try {
cl = new Socket(args[0], REMOTE_PORT);
is = new BufferedReader(new
InputStreamReader(cl.getInputStream()));
os = new DataOutputStream(cl.getOutputStream());
} catch(UnknownHostException e1) {
System.out.println("Unknown Host: " + e1);
} catch (IOException e2) {
System.out.println("Erorr io: " + e2);
}
// Menulis ke server
try {
System.out.print("Masukkan kata kunci: ");
userInput = stdin.readLine();
os.writeBytes(userInput + "\n");
} catch (IOException ex) {
System.out.println("Error writing to server..." + ex);
}
// Menerima tanggapan dari server
try {
output = is.readLine();
System.out.println("Dari server: " + output);
} catch (IOException e) {
e.printStackTrace();
}
// close input stream, output stream dan koneksi
try {
is.close();
os.close();
cl.close();
} catch (IOException x) {
System.out.println("Error writing...." + x);
}
}
}
Untuk program ini kita membutuhkan 2 komputer untuk menjalankannya. 1 komputer bertindak sebagai server dan 1 komputer lainnya bertindak sebagai client. Pada sisi server save file yang bernama simpleServer.java sedangkan pada sisi client save file yang bernama simpleClient.java. Lalu compile program simpleServer.java di sisi server dan compile simpleClient.java di sisi client. lalu runningkan program simpleServer terlebih dahulu, setelah program simpleServer running maka running program simpleClient dengan cara java simpleClient <nama komputer server>. seperti gambar di bawah ini.
 
 
setelah dirunning maka program akan meminta kata kunci jika kata kunci yang dimasukkan sesuai maka server akan membalasnya. jika tidak maka akan keluar tampilan seperti gambar di bawah ini.
 
 
tadi adalah tampilan pada sisi client berikut adalah tampilan pada sisi server ketika client memasukkan kata kunci yang benar.
 
 
 dan berikut jika kata kunci client salah.
 
 
jika dilihat pada gambar di atas maka bisa disimpulkan jika katakunci client salah maka output di client yang terjadi perubahan tapi output pada server tidak mengalami perubahan. sekian dari saya. semoga tulisan saya ini dapat membantu kalian untuk membuat program yang lebih dari ini. terima kasih.
 
 
Sumber : http://renaldohasudunganhutabarat.blogspot.com/2015/06/tugas-pemrograman-jaringan-running.html
 

Installasi dan Konfigurasi DHCP Server di Debian 6

Kini saya akan coba menjelaskan sedikit tentang langkah - langkah instalasi DHCP Server di sistem operasi Debian 6 Squeeze

Kita langsung saja yah Langkah - langkahnya sebagai berikut :
-Terlebih dahulu anda masuk dulu ke super user / root
-Masukkan DVD Debian 6 yang ke satu
-Lalu update repositori nya dengan mengetikan apt-cdrom add, lalu apt-get update
-Lalu install DHCP Server nya dengan mengetikan apt-get install dhcp3-server seperti ini lalu tekan Y, catatan : jangan lupa masukkan DVD Debian 6 yang ke satu.


 -Lalu akan tampak seperti ini disana ada tulisan failed jangan panik itu terjadi karena konfigurasi DHCP kita belum benar


-Isikan ip address untuk Server DHCP kita dengan mengetikan nano /etc/network/interfaces seperti ini :

 
-Lalu simpan dengan menekan Ctrl+X lalu tekan lalu tekan Enter
-Lalu restart interfacenya dengan mengetikan /etc/init.d/networking restart
-Lalu kita mulai ke konfigurasi DHCP nya dengan mengetikan nano /etc/dhcp/dhcpd.conf akan tampak seperti ini
 

-Selanjutnya kita cari konfigurasi seperti gambar dibawah ini
 

-Lalu hilangkan tanda # di depannya seperti gambar dibawah ini:

 
 -Lalu kita ganti konfigurasinya menjadi seperti ini lalu simpan Ctrl+X , tekan dan tekan Enter

-Selanjutnya kita buka konfigurasi interface yang akan dipakai untuk DHCP Server kita dengan mengetikan nano /etc/default/isc-dhcp-server
-Lalu kita tambahkan "eth0" tanpa tanda kutip pada konfigurasinya letaknya seperti gambar dibawah ini:

-Lalu simpan Ctrl+X, tekan Y, dan tekan Enter
-Lalu restart DHCP Server kita dengan mengetikan /etc/init.d/isc-dhcp-server restart
-Nah konfigurasi di Server nya sudah selesai tinggal kita cek di client Windows XP nya .
-Pastikan konfigurasi TCP/IP di Windows XP nya di obtain-kan seperti gambar di bawah ini supaya client mendapatkan ip address dari server
 
-Nah kita sudah selesai menginstall dan konfigurasi DHCP Servernya hasilnya seperti gambar dibawah ini si-client mendapatkan ip address dari server





Sumber : http://renaldohasudunganhutabarat.blogspot.com/2015/06/cara-install-dan-konfigurasi-dhcp.html

 

Kamis, 21 Mei 2015

SISTEM PEMROSESAN TERDISTRIBUSI

Sistem pemrosesan terdistribusi atau biasa disebut juga dengan komputasi tersebar adalah sistem yang terdiri atas sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi yang dihubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masing-masing komputer mampu melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri, tetapi tetap bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data. Dengan kata lain, sistem pemrosesan data terdistribusi membagi sistem pemrosesan data terpusat ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, yang pada hakikatnya masing-masing subsistem tetap berlaku sebagai sistem pemrosesan data terpusat.

Model sederhana sistem pemrosesan terdistribusi terdapat pada sejumlah komputer yang terhubung dalam jaringan yang menggunakan arsitektur peer-to-peer pada model ini komputer memiliki kontrol terhadap resource misalnya data, printer atau cd-rom, tetap memungkinkan komputer lain menggunakan sumber tersebut. Sistem seperti ini menjadi pemandangan umum semenjak kehadiran PC yang mendominasi perkantoran.
Sistem pemrosesan terdistribusi bisa diterapkan dalam sebuah organisasi. Setiap area fungsional atau setiap departemen yang mempunyai unit pemrosesan informasi tersendiri.

Hampir semua sistem berbasis computer yang besar saat ini mrupakan sistem terdistribusi ( sistem tersebar).  Sitem terdistribusi adalah sistem dimana pemrosesan informasi didistribusikan pada beberapa computer dan tidak terbatas hanya pada satu  mesin saja.  Jelas rekayasa terdistribusi memiliki banyak kesamaan dengan rekayasa perangkat lunak lainnya tetapi ada isu-isu khusus yang harus diperhitungkan ketika merancang tipe sistem ini.  Perekayasa perangkat lunak  harus menyadari dan memperhitungkan karena Sitem terdistribusi ini banyak digunakan.  Belum lama ini kebanyakan sistem besar masih menggunakan sistem sentral yang berjalan pada satu mainframe dengan terminal-terminal yang terhubung kepadanya.  Sistem tersebut bayak kelemahannya dimana terminal-terminal hanya sedikit kemampuan pemrosesannya dan semua tergantung  pada computer sentral.

Tipe sistem yang utama yaitu:
-  Sistem Terdistribusi dimana perangkat lunak sistem berjalan pada kelompok
-  Sistem Personal yang tidak terditribusi dan dirancang untuk satu workstation saja.
- Sistem Embedded yang bejalan pada satu prosessor atau pada kelompok prosessor prosessor yang bekerja sama dan terintegrasi secara longgar, dengan dihubungkan oleh jaringan.

  • TUJUAN
Tujuan dari sistem pemrosesan terdistribusi (komputasi terdistribusi) adalah menyatukan kemampuan dari sumber daya (sumber komputasi atau sumber informasi) yang terpisah secara fisik, ke dalam suatu sistem gabungan yang terkoordinasi dengan kapasitas yang jauh melebihi dari kapasitas individual komponen-komponennya.
Tujuan lain yang ingin dicapai dalam komputasi terdistribusi adalah transparansi. Kenyataan bahwa sumber daya yang dipakai oleh pengguna sistem terdistribusi berada pada lokasi fisik yang terpisah, tidak perlu diketahui oleh pengguna tersebut. Transparansi ini memungkinkan pengguna sistem terdistribusi untuk melihat sumber daya yang terpisah tersebut seolah-olah sebagai satu sistem komputer tunggal, seperti yang biasa digunakannya.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam usaha menyatukan sumber daya yang terpisah ini antara lain adalah skalabilitas, dapat atau tidaknya sistem tersebut dikembangkan lebih jauh untuk mencakup sumber daya komputasi yang lebih banyak.

  • Arsitektur
Banyak arsitektur perangkat lunak dan keras yang bervariasi yang digunakan untuk komputasi terdistribusi. Pada tingkat yang lebih rendah, penghubungan beberapa CPU dengan menggunakan jaringan sangat dibutuhkan. Pada tingkat yang lebih tinggi menghubungkan proses yang berjalan dalam CPU tersebut dengan sistem komunikasi juga dibutuhkan.

Arsitektur umum yang memungkinkan sistem terdistribusi antara lain:
Klien-Server: klien menghubungi server untuk pengambilan data, kemudian server memformatnya dan menampilkannya ke pengguna.
  1. Arsitektur 3-Tier: Kebanyakan aplikasi web adalah 3-Tier.
  2. Arsitektur N-Tier: N-Tier biasanya menunjuk ke aplikasi web yang menyalurkan lagi permintaan kepada pelayanan enterprise. Aplikasi jenis ini paling berjasa bagi kesuksesan server aplikasi. 
  3. Tightly Coupled: biasanya menunjuk kepada satu set mesin yang sangat bersatu yang menjalankan proses yang sama secara paralel, membagi tugas dalam bagian-bagian, dan kemudian mengumpulkan kembali dan menyatukannya sebagai hasil akhir. 
  4. Peer-to-peer: sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin khusus yang melayani suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam jaringan. Dan semua kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal sebagai peer. 
  5. Service oriented di mana sistem diatur sebagai satu set pelayanan yang dapat diberikan melalui antar-muka standar. 
  6. Mobile Code: berdasarkan prinsip arsitektur mendekatkan pemrosesan ke sumber data. 
  7. Replicated Repository: Di mana repository dibuat replikanya dan disebarkan ke dalam sistem untuk membantu pemrosesan online/offline dengan syarat keterlambatan pembaharuan data dapat diterima.  
Poin-poin arsitektur Desentralisasi (tersebar)
  • Pemrosesan data tersebar (terdistribusi) atau disebut komputasi tersebar.
  • Terdiri atas sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi.
  • Dihubungkan dengan sarana telekomunikasi.
  • Masing-masing komputer mampu melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri.
  • Bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data.
  • Membagi sistem pemrosesan data terpusat ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil yang pada hakikatnya masing-masing subsistem tetap berlaku sebagai sistem pemrosesan data yang terpusat.
Sumber : http://ardhyfull.blogspot.com/2011/01/sistem-informasi-terdistribusi.html

Jumat, 28 November 2014

VLSM



1. Skema Jaringan




2.
IP : 200.0.1.0/24
Tersedia alamat IP : 254
Jumlah alamat IP yang dibutuhkan : 3

Tersedia alamat IP dalam subnet dialokasikan : 6


IP : 200.0.2.0/24

Tersedia alamat IP dalam jaringan utama: 254
Jumlah alamat IP yang dibutuhkan: 76
Tersedia alamat IP dalam subnet dialokasikan: 88



Network address : 200.200.200.0/16
Ada 5 network yang dibuat yaitu :


Jaringan yang dibuat menggunakan 3 Router yaitu Router0, Router1 dan router2. Dihubungkan masing-masing dengan menggunakan connection DCE (clock rate 9600).
Tentukan Subnetting IP ini menggunakan metode VLSM :

IP :200.200.0.0/16
Alamat IP pada jaringan utama: 65534
Jumlah alamat IP yang dibutuhkan: 76
Tersedia alamat IP dalam subnet dialokasikan:142